ULAH HACKER RUSIA DAN CHINA

-=|[S3L4M4T M3MB4C4 D4N S3M0G4 B3RM4NF44T]|=-








HACKER-HACKER RUSIA DAN CHINA BERULAH DAN MENYERANG SERVER-SERVER INDONESIA
Hacker atau peretas asal Rusia dan China disebut-sebut paling berbahaya. Buktinya, tahun 2015 lalu peretas Rusia disebut-sebut berhasil membobol sistem Gedung Putih, Amerika Serikat. Peretas tersebut berhasil membobol Gedung Putih dengan masuk ke jaringan komputer Gedung Putih. Setelah berhasil, mereka membobol situs Departemen Luar Negeri Paman Sam.
Hacker/Peretas China juga tak kalah berbahaya. Mereka berhasil mencuri indivasi rahasia militer AS pada 2018, termasuk rencana proyek rudal dari para kontraktor yang bekerja untuk AL Amerika. Para peretas itu menggunakan "phising" email. Maksudnya, serangan dilakukan untuk mendapatkan indivasi login menggunakan pesan email menyesatkan dan situs web palsu.
Tak hanya AS, peretas Rusia dan China juga pernah ganggu Indonesia. Berikut gangguan-gangguan tersebut:

1. Hacker China Bakal Lakukan Aksi Spionase


Tahun 2015 lalu, sebuah laporan dari sebuah perusahaan keamanan FireEye berhasil mengungkapkan jika hacker China bakal melakukan aksi spionase terhadap perusahaan-perusahaan bonafit di Indonesia.Tak hanya di Indonesia saja, para hacker China yang terkenal dengan kapabilitasnya melakukan cybercrime secara masif dan sistematis ini juga disebut bakal meretas perusahaan di negara-negara Asia Tenggara diantaranya Singapura, India, Malaysia, Vietnam, Thailand,dll
Tak ada bukti bahwa hacker ini berada di bawah komando pemerintahan China langsung, namun FireEye telah berhasil mengumpulkan keterlibatan negara tirai bambu yang mencakup petunjuk operasi yang ditulis dalam bahasa China, code base yang dikembangkan oleh pengembang China, dan domain terkait yang dicurigai didaftarkan untuk keperluan operasi spionase ini.FireEye menyebutkan jika target hacker China adalah informasi strategis yang menguntungkan bagi badan intelijen China seperti isu-isu politik, ekonomi, dan militer di kawasan Asia Tenggara.

2. Kabar Hacker Rusia Akan Ganggu Pilpres Indonesia(17 April Mendatang)


Pilpres yang akan berlangsung pada 17 April 2019 Mendatang. Tapi sebelum musim pilpres dimulai, beredar kabar kalau para peretas Rusia berada di Indonesia. Peretas itu adalah "think-tank", peretas yang terlibat dalam delapan pilpres di negara lain, termasuk pilpres Amerika Serikat(USA) 2016 lalu. 
Hal ini diungkapkan Pengamat Intelijen, Nuruddin Lazuardi. Ia menjelaskan, para peretas itu sudah bertemu dengan para petinggi partai politik di Indonesia. Dan menurutnya itu hal biasa. 
"Iya saya sudah tahu soal itu. Ada pembicaraan antara mereka dengan beberapa politisi. Tim ini sudah ada sejak lama dan itu hal yang biasa saja," ungkapnya.
Namun belum diketahui apakah kedatangan mereka mengatasnamakan pemerintah Rusia atau bergerak melalui institusi perusahaan. Perlu diketahui, cara kerja hacker Rusia ini lebih fokus ke media sosial. Mereka bermain di algoritma media sosial. "Mereka akan mengandalkan teknologi yang dimiliki untuk Pilpres 2019 ini. Mereka main di Facebook dan Twitter khususnya. Kalau Instagram saya pikir tidak," kata Nuruddin.

3. Hacker China Akan Menargetkan Organisasi Militer Indonesia




NAIKO GROUP adalah kelompok hacker China mentarget organisasi militer di Asia, termasuk Indonesia. Selain militer, grup hacker yang aktif menggunakan bahasa China dalam komunikasi mereka itu juga menargetkan instansi pemerintah tingkat atas dan organisasi sipil dengan tujuan spionase alias mata-mata. 
Yang lebih mengkhawatirkan, Naikon Group mempunyai sistem serangan cyber yang canggih dan terorganisir. Mereka mempunyai infrastruktur spionase di setiap negara untuk mendapatkan data-data mata-mata terbaru.
Lalu, Naikon memiliki setidaknya 48 perintah saat melancarkan serangan cyber. Antara lain, perintah untuk melakukan inventarisasi secara lengkap, download dan upload data, menginstal add-on modul, atau bekerja sesuai dengan komando dari pusat.
Salah satu cara peretasan favorit dari Naikon adalah email bervirus. Korban akan dikirimi email yang berisi lampiran yang mirip seperti dokumen Word, namun sejatinya file lampiran itu adalah file berbahaya untuk meretas komputer korban.
Oleh karena itu, Kaspersky Lab menganjurkan organisasi dan anggota di setiap negara-negara Asia yang menjadi target Naikon untuk tidak asal membuka lampiran atau tautan dari seseorang yang tidak dikenal. Kemudian, akan sangat berguna jika komputer sudah terinstal antivirus canggih dan sistem operasi terbaru.

OK,TADI ADALAH BERITA SEPUTAR CYBER WORLD YANG TERJADI DI TAHUN INI DAN TAHUN PILPRES INI
MARI KITA BERGABUNG UNTUK MEMPERTAHANKAN SERVER-SERVER MILIK INDONESIA APALAGI SERVER PEMERINTAH INDONESIA....
BERGABUNG DEMI BANGSA DAN NEGARA...
NKRI HARGA MATI🇲🇨

TERIMA KASIH UNTUK https://m.merdeka.com 
Support selalu


Post a Comment

Previous Post Next Post